PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Cahaya adalah gelombang elektromsgnetik dengan sifat-sifat:
- Gelombang tranversal (dibuktikan dengan peristiwa polarisasi)
- Dapat merambat dalam hampa udara
- Cepat rambatnya tergantung dari indeks bias medium rambat
- Bila cahaya merambat dari medium satu kemedium lain, maka:
v Frekuensi
tetap
v Panjang
gelombang dan kecepatan berubah
v Intensitas
(I) dn amplitudo(A) berubah
- Kecepatan cahaya dalam hampa udara 3 x 108 m/s = C
Optik geometri dibagi menjadi 2 bagian
1. Pemantulan
cahaya
a. Pemantulan
pada permukaan datar (cermin datar)
b. Pemantulan
pada permukaan lengkung (cermin cekung dan cermin cembung)
2. Pembiasan
cahaya
Pembiasan cahaya terjadi bila cahaya
merambat pada dua medium yang berbeda indeks biasnya. Contoh pembiasan pada bidang datar
a. Pembiasan
pada kaca plan-paralel
b. Pembiasan
pada prisma
c. Pembiaan
pada satu bidang lengkung (sferis)
d. Pembiasan
pada lensa
Tujuan
Tajuan praktikum kali ini adalah untuk menjelaskan bagaimana proes kerja
optik ( pemantulan, perbesaran, dan pembiasan) dan apa hukum yang dipakai pada
prose tersebut.
TINJAUAN
PUSTAKA
Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan
penangkapan mata manusia. Ada anggapan
konvensional bahwa ada ilusi yang bersifat fisiologis dan ada ilusi yang
bersifat kognitif.
·
Ilusi fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages
atau kesan gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau
melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama.
Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah
mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.
·
Ilusi kognitif
Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran
terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya
ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan
ilusi fiksional.
(a). Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara
berlainan. Contohnya adalah: kubus Necker
dan vas Rubin.
(b). Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat
kurva (lurus lengkung). Contohnya
adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
(c). Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak
mungkin, misalnya pada segitiga Penrose atau 'tangga yang mustahil',
seperti misalnya terlihat pada karya seni grafis M C Escher, berjudul
"Naik dan Turun" serta "Air Terjun"
(d). Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang
sama sekali berbeda bagi seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti
disebabkan karena schizoprenia atau halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi
(Anonim, 2010)
Suatu
fenomana optis adalah segala
aktivitas yang dilihat dari hasil interaksi cahaya dan materi. Lihat juga daftar topik optik dan optik. Fatamorgana
adalah contoh dari fenomana optis.
Fenomana umum optik sering disebabkan oleh interaksi dari cahaya
matahari atau bulan dengan atmosfer, awan, air, atau debu dan material lainnya. Satu contoh umum yaitu pelangi, ketika
cahaya matahari dipantulkan dan dibiaskan oleh tetesan-tetesan air. Beberapa, seperti sinar hijau, sangat jarang
terjadi sehingga kadang terpikir seperti cerita dongeng. Lain-lain, seperti fatamorgana,
umum terjadi di lokasi tertentu (Anonim, 2011)
Pembiasan cahaya ialah pembelokan cahaya
akibat melalui 2 atau lebih medium berbeda kecepatan optiknya. Disamping mengalami pembiasan, ketika melalui
dua medium yang kerapatannya berbeda cahaya juga mengalami perubahan kecepatan,
hal ini disebabkan karena kerapatan suatu medium. Jika cahaya datang dari medium rapat ke
kurang rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal (garis 2700) dan
jika sebaliknya maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium optic kurang rapat ke medium optic lebih rapat, contohnya
cahaya merambat dari udara ke dalam air.
Menjauhi garis normal
Cahaya
dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optic lebih
rapat ke medium optic kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke
udara.
Syarat-syaratterjadinya pembiasan:
Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Cahaya dating tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut dating lebih kecil dari 90° (Anonim, 2010)
Syarat-syaratterjadinya pembiasan:
Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Cahaya dating tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut dating lebih kecil dari 90° (Anonim, 2010)
Pada sekitar tahun
1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan eksperimen
untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama
hukum Snell yang berbunyi :
-
sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
-
hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap
dan
disebut indeks bias (Anonim, 2008)
BAHAN
DAN METODE
Bahan
dan Alat
Kegiatan 1:
- Air
- Baskom besar
- Gelas kacca bening
- Koin
Kegiatan 2:
- Air
- Gelas kaca
Kegiatan 3:
- Air
- Gelsa kaca
- Pensil
Prosedur
Kerja
Kegiatan 1:
- Isi baskom dengan air sampai penuh
- Letakkan koin ditengah-tengah baskom
- Telengkupkan gelas dan dengan hati-hati letakkan diatas koin. Jangan sampai ada air yang masuk kedalam gelas
- Lihatlah melalui samping gelas dan cobalah untuk menemukan koin tersebut
Kegiatan 2:
- Isilah gelas dengan air
- Letakkan jarimu dibelakang gelas
- Selanjutnya lihat baik-baik jarimu dibelakang gelas
Kegiatan 3:
- Isilah gelas dengan air
- Celupkan pensil ke dalam gelas
- Selanjutnya lihat baik-baik pensilmu dari samping gelas, amati
Waktu
dan Tempat
Praktikum fisika ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 Juni 2011 jam
14.00 WITA. Bertempat di laboratorium
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kegiatan 1:
Pada kegiatan ini koin diletakkan ditengah-tengah gelas yang
ditelengkupkan dlam baskom yang berisi
air. Saat dilihar dari samping baskom
secara lurus koin tidak terlihat.
Kegiatan 2:
Pada kegiatan ini jari tangan yang diletakkan dibelakang gelas yang
berisi air dilihat dari depan ukurannya menjadi besar.
Kegiatn 3:
Pada kegiatan ini pensil yang diletakkan kedalam gelas yang berisi air
terlihat patah saat dilihat dari samping gelas.
Pembahasan
Kegiatan 1:
Pada saat koin yang diletakkan
ditengah-tengah gelas yang telengkup dalam baskom berisi air koin tidak
terlihat, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna. Sehingga berkas cahaya tidak dimasukkn
kemata.
Kegiatan 2:
Pada saat jari tangan yang diletakkan dibelakang gelas berisi air
dilihat dari depan jari tangan terlihat besar, karena cahaya dilengkungkan oleh
segelas air seperti lensa cembung membelokkan cahaya sehingga membuat bayangan
benda terlihat besar.
Kegiatan 3:
Pada saat pensil dietakkan dalam gelas berisi air dilihat dari samping
terlihat patah, karena ada pembiasan cahaya garis lurus. Namun ketika cahaya merambat pada suatu benda
yang tembus cahaya seperti: air, maka
cahaya akan membelok/membias cahaya
karena kerapatan air. Cahaya
merambat dengan kecepatan berbeda pada kerapatan berbeda.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Saat
cahaya masuk kedalam gelas cahaya sudah dipantulkan sempurna, sehingga koin
tidak terlihat karena cahaya tidak dimasukkan kedalam mata.
2. Dalam
segelas air dilengkungkan seperti kaca cembung sehingga benda yang diihat dari
segelas air terlihat besar
3. Cahaya
merambat dengan kecepatan berbeda pada kerapatan berbeda.
4. Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan
laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks
bias.
Saran
Saat praktikum lebih baik membawa baskom yang bening biar lebih jelas
melihat gelas dan koin yang ada dalam baskom berisi air. Gunakan koin yang lebih jelas untuk dilihat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2008. Pembiasan Cahaya. http://smpn9depok.files.wordpress.com. Diakses tanggal 17 Juni 2012
Anonim.
2010. Ilusi Optis. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 19 Juni 2012
Anonim. 2010. Pembiasan Cahaya. http://blog.unnes.ac.id. Diakses tanggal 17 Juni 2012
Anonim.
2011. Fenomena Optis. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 19 Juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar